
Kenduren Jadi Inspirasi Astrid Ediati
Diposkan: 26 Aug 2024 Dibaca: 470 kali
Kenduren, atau dikenal juga dengan genduren, merupakan sebuah tradisi doa bersama yang berasal dari masyarakat Jawa.
Kenduren biasanya dilakukan untuk merayakan berbagai acara, seperti kelahiran bayi, pernikahan, upacara kematian dan acara keagamaan.
Namun, siapa sangka, tradisi yang sejauh ini masih bergulir di Yogya dan sekitarnya itu, menjadi inspirasi bagi sosok desainer bernama Astrid Ediati.
Astrid melalui brand Semburate, memboyong deretan koleksinya yang terinspirasi dari tradisi Kenduren, di ajang Jogja Fashion Week (JFW) 2024.
Konsep Design
Astrid Ediati
Day 2 , sesion 2 , The Art of Modesty
Terinspirasi dari tradisi jawa untuk berkumpul mendoakan kematian, kelahiran, dan syukuran lainnya. Biasanya yang datang dalam kenduren ini adalah bapak-bapak atau pria yang kebanyakan mereka mengenakan sarung. Sarung inilah yang menjadi inspirasi untuk koleksi busana kali ini.
Koleksi busana ini mengacu pada trend fashion 2024/2025, dengan tema yang saya pilih yaitu Fusion Borderless. Dimana gaya ‘east and west’ berada dalam koleksi ini dan bisa dikenakan dalam busana keseharian dengan memadu padankan sarung yang sudah dimodifikasi baik dari pemilihan bahan, bentuk, dan cara pemakainnya yang lebih praktis dipadukan dengan berbagai jenis busana lainnya seperti gamis, bawahan rok, palazo, celana panjang, kemeja, blazer, vest, dan cape.
Sehingga tercipta penampilan yang bergaya Smart & Casual. Suasana dalam kenduren tersebut juga menjadi inspirasi dalam mengaplikasikan ke dalam busana koleksi ini.
Seperti bentuk tumpeng, saya imajinasikan ke dalam cape yang berbentuk kerucut. Janur dan daun pisang yang dibentuk menjadi wadah lauk pauk serta jajanan pasar saya imajinasikan dalam detil vest dan cape yang berbentuk ploi-ploi. "kata Astrid"
Besek yang biasa dipakai wadah untuk berkat yang dibawa pulang, saya imajinasikan dengan memilih bahan lace dengan motif kotak-kotak seperti anyaman. Demikian juga dengan aksesoris kalung yang dikenakan adalah imajinasi dari tampah (untuk alas tumpeng) yang berbentuk lingkaran. Dalam tradisi Jawa, daun pisang yang digunakan sebagai alas atau wadah makanan biasanya disematkan/ditusuk dengan lidi (biting). "kata Astrid"
Tusuk lidi ini menjadi inspirasi yang saya imajinasikan ke dalam detil di sertiap busana koleksi ini berupa sashiko (berasal dari Jepang) yang berarti ‘tusukan kecil’. Dalam beberapa item busana ada juga detil dengan motif gunungan yang berarti melambangkan kehidupan manusia di alam semesta, ini menunjukkan bahwa dalam kenduren mengingatkan kita tentang siklus kehidupan dari awal sampai akhir. Pemilihan warna juga tidak jauh dari suasana kenduren. Seperti warna crem/coklat muda yg menggambarkan ingkung dan lauk pauk yg berada dalam kenduren. Warna kuning menggambarkan janur, dan warna biru untuk memberikan kesan kasual yang menyerupai denim.
- Jenis Busana : Modest
- Material : kain lurik dipadukan dengan textile modern.
- Detil busana : Sashiko
- Karakter busana : Eksotik Dramatik
- Warna : biru, cream, kuning
- Aksesoris : Kalung dari kain perca lurik/tenunBerikut ini adalah link Toko Online Brand Lainnya dari Astrid Ediati :
Kunjungi Kami
GOUMKM
www.goumkm.com